Selasa, 10 Februari 2015

Alya dan Tukang Ayam Bakar

“Eh! Adeek! Apa-apaan sih? Bahaya tau! Lagi dijalan nih..”
“Biarin! Lagian kak Alya juga siih..”
“Eh, malah nyalahin kakak, tangan kamu tuh… Dasar, pantesan pengennya duduk di belakang melulu, kakak udah kayak sopir kamu aja tahu nggak!”
“Hehe.. sopir yang cantik dan seksi. Aku bayarnya pake ngecrotin kakak..”
“Ngecrot.. ngecrot.. sembarangan aja. Emangnya kakak toilet apa dipipisin terus pake peju adek? Iya?” tanya kak Alya dengan nada manja dan imutnya.
“Iya kak, mauu.. kakak jadi toilet pribadi adek aja yah? Hehe..” Sambil terus ngajak ngobrol cabul, aku yang suka memilih duduk persis di belakang juga terus bergerilya mencoba menggerepe-gerepe tubuhnya dari belakang. Tanganku yang satunya juga asik masuk ke dalam celanaku mengelus-ngelus si otong.

Rabu, 04 Februari 2015

Alya, Ahwat Jilbab Sexy doyan Ngesex

“Adeek! Buruan gih berangkat.. entar telat loh”
“Iya Kak Alya yang cantiik.. gak liat nih Aldi lagi ngiket tali sepatu?”
“Oh, benarkah adikku? Ngiket sepatu itu liatnya ke sepatu doonk, masa ke kakak siih?”
“Adududuh! Iya kak.. iya..”
Kak Alya menjewer telingaku karena mengikat tali sepatu gak kelar-kelar. Siapa yang bisa cepat kelar kalau kak Alya malah duduk di depanku pakai daster bergambar hello kitty dengan potongan bawahan sepaha. Dan saat dia duduk bagian bawahnya ketarik sampai ke pangkal paha, dan memperlihatkan kulit mulus pahanya yang putih. Kalau perlu aku gak usah berangkat sekolah saja untuk melihat pahanya selama mungkin. Dari pada ngiket tali sepatu, mendingan ngiket kakak sendiri deh, hehe..

Alya, Ahwat Jilbab Sexy

“Kak, aku pergi sekolah dulu yah…”
“Iyaaa… belajar yang bener, jangan macam-macam di sekolah kamu dek!”
“Nggak kok… mending macam-macam di rumah sama kakak, hehe”
“Hah? Apaan sih kamu…?"
“Bercanda kok kak…”
“Dasar…” Diapun mendaratkan ciumannya di keningku, seperti yang biasa dia lakukan ketika aku pamit ke sekolah. Ugh, sungguh senangnya tiap pagi selalu mendapatkan ciuman darinya, ciuman dari kakakku yang cantik dan seksi ini, tapi…
"Hehe.. Dado pamit juga ya kak.." ujar temanku bernama Dado yang menungguku dari tadi. Dia ikut mendekati kakakku dengan wajah sok polos dan cengengesan seperti ingin juga mendapatkan kecup manis dari kakakku.

Muslimah dan Pak Renggo, Jilbab cantik dan Tukang Kebun

Ketika Syamsul ditugaskan oleh atasannya untuk mengelola perkebunan di Sumatera, Muslimah terpaksa ikut dengan suaminya dan anak-anak mereka dititipkan pada neneknya di Jogyakarta karena kedua anaknya harus tetap bersekolah. Dan ditempat pindah mereka yang baru itu adalah sebuah pulau kecil dimana penduduknya masih terbelakang pola pikirnya. Ditempat tugas barunya Syamsul mendapatkan sebuah rumah perkebunan yang lengkap dengan segala fasilitasnya. Muslimah merasa sangat senang menempati rumah itu, dengan suasana alam pedesaan, disini Muslimah bisa menghindar dari Naryo. Setelah tiga bulan berada di pulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Muslimah masih berjalan seperti biasanya hingga suatu hari Mas Syamsul menawarkan pada Muslimah seorang tukang kebun untuk merawat pekarangan rumah dinas yang ditempatinya dan sekalian sebagai penjaga rumah.

Derita Laras ( 2 )

“Arrghhh… Oohhhh…” William kembali melenguh bagai banteng terluka, seketika Jannah merasakan wajahnya tersiram oleh cairan hangat yang kental dan lengket dan berbau. William menyemprotkan spermanya ke wajah lugu gadis berjilbab itu dengan deras. Cairan putih kental pun berceceran membasahi wajah dan jilbab gadis itu.
Bersamaan dengan itu. Ditempat persembunyiannya Laras mempercepat kocokannya di memeknya dan ditemani erangan terrahan, tubuhnya bergetar hebat. Air cintanya menyemprot keluar. Gadis alim itu orgasme melihat rekannya sesama gadis berjilbab digauli dengan paksa.
Beberapa menit Laras istirahat mengatur nafas. Orgasmenya benar2 membuat ia capek., namun ia semakin terangsang dan ingin ada kontol yang memasuki memeknya.

Selasa, 03 Februari 2015

Astri, Calon Foto Model

Kedua lelaki itu tampaknya profesional betul. Mereka bisa menjelaskan dengan baik job yang ditawarkan kepada Astri. Buktinya, wajah Astri tampak berbinar-binar. Betapa tidak, ia ditawari membintangi iklan kosmetik yang tampaknya khusus diproduksi untuk para akhwat berjilbab.
“Syukurlah. Saya memang menunggu tawaran yang seperti ini. Saya memang sudah bertekad hanya mau berkiprah lagi di film iklan, sinetron atau yang lainnya, asalkan saya boleh tetap mengenakan jilbab,” katanya. “Betul Mbak. Dengan jilbab, Mbak tampak lebih… eh maaf… cantik begitu…” sahut lelaki berdasi hijau dengan perut lumayan membuncit.

Jilbab Penunggu Counter Pulsa ( 2 )

Hujan masih turun justru semakin deras seolah memberi kesempatan laki laki dan ibu muda berjilbab tersebut untuk melanjutkan perselingkuhan. Setelah sholat nanda menengok keluar memastikan suasana aman dan mendukung, karena nanda berniat menikmati tubuh montok rekan kerjanya tersebut sampai puas. Setelah merasa aman nanda masuk dan melihat indri sedang menghitung stok vhoucer, tanpa berkata sepatah katapun nanda langsung memeluk indri dari belakang. Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika kemudian dia merasakan,kedua tangan Nanda itu menyusup ke balik jilbab lebarnya,meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup baju dan bra. Lantas salah satu tangan lalu turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar baju panjang yang dipakainya.